Kamis, 26 Juni 2008
Komentar Antropologi: menulis manusia purbakala
Menurut saya apabila manusia sekarang dibandingkan dengan manusia purbakala sepertinya masih terlalu bagus, karena nampaknya manusia sekarang lebih jauh ketinggalan kelakuanya daripada manusia purba alias lebih primitif…..
apa sebabnya?
manusia purba tidak bisa menulis disebabkan karena mereka belum mengenal huruf-huruf. walaupun begitu mereka tetap punya kemauan untuk menunjukan keberadaan mereka kepada anak cucunya, misalnya dengan cara menggambar-gambar dinding gua.
sedangkan manusia sekarang tidak menulis bukan karena tidak mengenal huruf-huruf, tetapi karena malas. alasanya karena tidak punya ide. bagaimana bisa punya ide, kalau yang ada di otaknya cuma hal-hal negatif, bukan pengetahuan. pengetahuan hanya bisa di dapat apabila rajin membaca, tetapi parahnya lagi orang sekarang terutama orang Indonesia malas membaca, mereka lebih senang pergi ke mal, nonton KDI dan tidur, tidur lalu tidur lagi…..
kalau begini caranya apa yang akan kita wariskan kepada anak cucu kita? dan bagaimana mereka akan tahu keberadaan kita.
jadi sebutan apa ya yang pantas buat kita si pemalas menulis dan membaca????
Komentar Antropologi: menulis manusia prasejarah
Komentar Antropologi: penyebaran (unsur-unsur) kebudayaan
Komentar Antropologi: kepribadian, pengantar popular
komentar Antropologi : kebudayaan korupsi
Assalamualaikum………
Tulisan bapak sangat bagus,semoga bapak mau membagi tips bagaimana memotivasi diri agar semangat menulis dan bagaimana cara menulis yang baik dan benar………..
menurut saya memang benar kalau korupsi itu tidak bisa lepas dari kehidupan manusia dan sangat sulit untuk “membasmi” nya dari muka bumi ini……,
seperti kata bapak bahwa sejak kecil kita sudah ditanamkan bibit korupsi…,
di rumah sering ngebohongin ortu bilang bayar ini itu padahal ngak ada,di sekolah kita terbiasa menyontek,di kuliah kita terbiasa “menitip” absen,di kehidupan di luar kita sering beli tiket di calo,bikin SIM pakai calo dan nambah biaya dikit biar cepat selesai,masuk kerja jd PNS sampai mau jadi guru banyak orang yang memberi “uang pelicin”, …dulu saya ngak tahu pak kalau hal-hal diatas termasuk korupsi,soalnya di “sah”kan saja dan dianggap sebagai dosa kecil he…,ternyata setelah membaca tulisan bapak saya tahu bahwa yang saya anggap sebagai dosa kecil tadi adalah dosa besar karena salah satu bagian dari tindak korupsi..kalau kayak gini gimana korupsi bisa hilang,judul tulisan bapak kebudayaan korupsi sangat pas untuk menggambarkan keadaan ini.
komentar Antropologi: Bangsa pelaut bangsa saudaagar
Karakter orang Indonesia yang tidak suka melakukan hal yang sulit serta sangat mengagungkan sesuatu dari luar dipelajari serta dimanfaatkan betul oleh bangsa-bangsa asing untuk berdagang di Indonesia sejak jaman dulu.jadi sebenarnya bukannya para saudagar asing yang ingin menjajah atau memonopoli perdagangan kita,tetapi kita sendiri yang ingin dijajah,kita yang begitu konsumtif,mereka hanya memanfaatkan peluang yang ada.
Komentar Antropologi: Proses belajar kebudayaan
komentar Antropologi: Unsur-unsur kebudayaan
Misalnya saja di kota saya tinggal yaitu kota banjarmasin yang dikenal dengan kota seribu sungai, terkenal dengan budaya sungainya tetapi saat lomba renang atau lomba jukung malah kalah.Lalu soal makanan khas daerah ini, sekarang orang lebih suka makan-makanan yang kebarat-baratan seperti junk food, atau yang kesunda-sundaan seperti lalapan. saat ditanya kenapa? mereka bilang lebih gaya, lebih keren, lebih bergensi, sehingga banyak makanan khas yang makin lama makin terlupakan. Belum lagi soal bahasa, banyak generasi muda, termasuk saya yang tidak terlalu paham mengenai bahasa banjar. juga yang tidak kalah penting mengenai kesenian khas banjar, salah satunya kesenian madihin, banyak orang banjar sendiri yang tidak mengenal atau tidak pernah melihat kesenian tersebut, mereka malah tahunya breakdance.
ini membuktikan betapa pentingnya pendukung kebudayaan yaitu manusia, dimana dengan adanya pendukung kebudayaan suatu budaya akan dapat bertahan, malah akan terus berkembang seiring dengan perkembangan jaman.
komentar Antropologi: Akulturasi
Akulturasi adalah proses berpadunya kebudayaan lokal dengan kebudayaan yang berasal dari luar/asing, lalu menghasilkan kebudayaan baru. Menurut saya Akulturasi dapat menimbulkan dua efek, yang pertama yaitu efek yang dapat dikatakan menguntungkan dan bernilai positif, dapat dikatakan seperti itu karena dari proses akulturasi tersebut dapat menghasilkan kebudayaan baru yang tinggi nilainya, dan memiliki manfaat. sedangkan efek yang kedua menurut saya adalah efek yang negatif, dikatakan begitu sebab hasil dari akulturasi tersebut malah memberikan efek tidak baik/negatif terhadap masyarakat, dan tidak memilki manfaat.
Seperti kata anda bahwa akulturasi dapat terjadi selama adanya kontak antar manusia.dari situ dapat saya simpulkan bahwa yang memegang peranan penting dalam terjadinya akulturasi tersebut adalah manusia. berarti apabila ingin dampak dari akulturasi tersebut bernilai positif, semua tergantung pada manusianya dalam menerima kebudayaan asing mana yang ingin ia serap dan yang ingin diakulturasikan. di sinilah akal pikiran manusia dipakai, yaitu untuk memfilter kebudayaan asing mana yang ingin dia serap.
komentar Antropologi: Inovasi
Discovery dan invention penting untuk dilakukan manusia, karena dengan begitu manusia akan terus berkembang. Manusia butuh inovasi dan Invention untuk menjalani hidup, untuk beradaptasi dengan alam, serta untuk memecahkan masalah yang dialaminya, seperti contohnya apabila manusia tidak berusaha menciptakan pesawat terbang bagaimana kita bisa dalam beberapa menit bisa menyeberang lautan. Atau hal yang lebih penting lagi bagaimana kehidupan manusia sekarang apabila tidak ada seorang menciptakan tulisan, mungkin kita masih dijaman yang disebut jaman prasejarah. Lalu penemuan alat pendeteksi bencana alam, bayangkan berapa banyak manusia yang akan mati apabila alat tersebut tidak ditemukan.
jadi apabila manusia dalam hidupnya tidak melakukan discovery dan invention, manusia tersebut tidak akan berkembang, manusia akan tergerus oleh perkembangan jaman dan besar kemungkinan akan musnah oleh keganasan alam.
komentar Asimilasi ' bergurulah ' ke Indonesia
Proses asimilasi tidak dapat terjadi apabila dari golongan minoritas tersebut tidak memiliki rasa suka, hormat, dan kagum terhadap kebudayaan yang diangkut oleh golongan mayoritas tersebut. Seperti yang anda contohkan, di Amerika dan di Australia proses asimilasi antara golongan mayoritas yaitu orang kulit putih dari Eropa dengan golongan minoritas yaitu penduduk asli di kedua benua tersebut yaitu aborigin dan Indian gagal terjadi, hal ini menurut saya tidak lain disebabkan oleh tidak adanya rasa simpati, suka,dan kagum dari golongan mayoritas di sana (orang aborigin dan Indian) terhadap kebudayaan yang dibawa oleh golongan mayoritas tersebut. Penyebab ketidaksukaan terhadap kebudayaan yang dibawa golongan lokal tersebut dikarenakan adanya rasa takut dan benci terhadap gol mayoritas tersebut yang sikapnya sangat kejam terhadap mereka, banyak diantara golongan minoritas tersebut yang mati dibunuh hanya untuk memenuhi hasrat mengusai tanah yang telah lama ditinggali golongan minoritas.Sehingga jangankan untuk malakukan proses asimilasi, bersentuhan dengan kebudayaan golongan mayoritas saja enggan mereka lakukan. Jadi menurut saya apabila sesuatu kebudayaan asing dibawa dengan cara yang damai dan memiliki nilai positif, akan membuat kebudayaan tersebut dapat diterima, sehingga proses asimilasi dan akulturasi akan lebih mudah terjadi.
komentar Mahasiswa Menulis
Satu ucapan saya untuk anda,terima kasih telah membuat saya mau memulai untuk melakukan hal baru yang dulu benar-benar saya takuti, yaitu menulis.
Senin, 19 Mei 2008
BANGKITLAH INDONESIAKU
Pada detik-detik menuju 100 tahun kebangkitan nasional ini, bangsa kita seperti sedang menjalani napak tilas sejarah. Cobaan demi cobaan dan perjuangan demi perjuangan harus dilakukan rakyat Indonesia seperti yang terjadi pada masa pergerakan melawan penjajah dulu.
Cobaan yang terdahsyat, dan merupakan awal dari rentetan ujian berikutnya adalah bencana gempa yang disertai tsunami di Aceh pada akhir tahun 2004. Gempa dan tsunami ini, begitu dasyatnya hingga meluluh lantakan bumi Aceh dan sekitarnya. Setelah tragedi besar itu, bangsa ini dihadapkan lagi pada cobaan lain, yaitu terendamnya daerah Sidoarjo dan sekitarnya oleh lumpur yang berasal dari perut bumi. Musibah yang dikenal dengan nama lumpur lapindo ini, hingga sekarang masih belum dapat terselesaikan.
Cobaan rakyat Indonesia tidak berhenti sampai disitu. Setelah serangkaian bencana alam, kini rakyat Indonesia harus diuji lagi dengan segala kenaikan BBM dan sembako. Hal tersebut makin menambah beban yang harus di tanggung rakyat.
Rakyat Indonesia sepertinya diberikan suatu anugerah oleh Tuhan dengan adanya cobaan-cobaan ini, yaitu untuk bisa merasakan kembali apa yang telah dirasakan para pejuang dulu, yang walaupun menderita dan harus kehilangan nyawa tetapi tetap berjuang untuk membebaskan bangsa ini dari penjajahan serta menyatukan seluruh rakyat dalam satu bangsa yaitu bangsa Indonesia. Tuhan ingin dengan dapat merasakan apa yang dirasakan para pejuang, rakyat Indonesia dapat makin erat, kuat, dan makin cinta tanah air yaitu Indonesia.
Sebagai sebuah anugerah, hendaknya kita jangan pernah putus asa dalam menghadapinya, apalagi sampai menyerah sebelum berperang. Kita maju bersama-sama menjalani segala cobaan ini. Dengan persatuan yang kuat dan teguh, pasti bangsa Indonesia akan bisa melalui segala kesusahan. Dari segala cobaan yang terjadi, kita jangan hanya dapat merasakan susah dan menderitanya saja, tetapi rasakan makna serta hikmah yang ada dibaliknya. Cobaan yang diberikan Tuhan, baik itu berat atau ringan bukan hal yang patut dipermasalahkan, tetapi maknanya bahwa Tuhan berarti begitu sayang pada rakyat Indonesia.
Sebagai Negara yang sudah merdeka 63 tahun, kita telah banyak memakan asam garam dalam kehidupan berbangsa dan bertanah air. Dengan semua pengalaman itu, segala cobaan yang datang pasti dapat dijalani dan diselesaikan dengan baik, jangan pernah menggunakan kekerasan, dan jangan pernah melimpahkan segala kesalahan kepada satu pihak, karena kita semua bertanggung jawab untuk menyelesaikannya.
Dengan segala masalah yang datang silih berganti ini, mudah-mudahan rakyat Indonesia dapat makin erat bersatu, jangan malah bercerai berai. Karena seperti kata pepatah “bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”. Bangkitlah Indonesiaku, jadilah bangsa yang kuat dan berprestasi.